PELAKU UKM. Perempuan dan belanja. Mungkin memang sama sekali tidak bisa dipisahkan begitu saja. Tentu Anda pernah mengalami dimana ada seorang teman perempuan Anda (atau mungkin Anda sendiri) yang mengeluh tidak punya baju untuk pergi ke sebuah acara nanti malam, padahal ketika membuka lemari ternyata isinya sudah penuh sesak dengan baju-baju berbagai corak, motif dan model.
Karena merasa tidak mempunyai baju yang pas, akhirnya memutuskan untuk pergi ke mall untuk mencari baju yang dirasa cocok. Akhirnya baju itu didapat juga, tentu dengan melakukan banyak sekali inspeksi dari toko ke toko, mencari perbandingan harga yang pas. Dan selagi mencari perbandingan, sudah pasti juga mampir ke outlet-outlet yang memajang tulisan "sale" atau "discount" terlebih dahulu.
Itulah perempuan. Seakan-akan kegiatan belanja sudah menjadi bagian dari keseharian bagi sebagian besar perempuan, terutama di kota-kota besar. Perilaku ini yang kemudian menjadikan perempuan sebagai salah satu target pasar untuk banyak sekali bidang bisnis, terutama fahion, kosmetik, perawatan tubuh dan berbagai bisnis yang berkaitan dengan perempuan.
Sebuah survey yang dilakukan oleh Spire Research and Consulting menunjukkan bahwa angka total pengeluaran belanja dunia ini 65% berasal dari kontribusi belanja perempuan. Mungkin angka itu akan semakin bertambah setiap tahunnya seiring dengan semakin tinggi pula jumlah perempuan yang juga bekerja, karena mereka tentunya memiliki pendapatan pribadi, sehingga tidak selalu bergantung dari pendapatan suami.
Hal ini terjadi, karena perempuan merupakan konsumen yang memang cederung sangat mudah untuk dipengaruhi. Dengan melakukian iming-iming yang tidak terlalu muluk, biasanya perempuan akan mudah untuk tertarik. Sebagai contoh, produk sabun detergen akan menjadi pilihan karena memberikan hadiah seuah piring untuk pembelian dengan jumlah tertentu, atau tawaran "beli 2 gratis 1" pada produk sirup.
Harga adalah Segalanya
Salah satu faktor yang sangat berpegaruh bagi perempuan dalam memutuskan untuk membeli atau tidak adalah faktor harga. Perempuan bisa berjalan keluar masuk toko dalam mencari barang yang dicarinya. Perbedaan harga Rp.500 saja bisa menjadi faktor penentu. Tidak harus murah, tapi sebanding dengan apa yang didapat.
Ada 2 tipikal perempuan bila dilihat dari penilaian mereka terhadap harga. Ada yang semakin murah semakin dicari, ada juga yang semakin mahal justru yang sangat dicari. Tergantung dari kelas ekonomi biasanya.
Kecantikan Nomer Satu
Perempuan mana yang tidak ingin tampil cantik? Perempuan akan rela melakukan banyak hal untuk bisa selalu tampil cantik. Itulah sebabnya, tidak sedikit perempuan yang rela malkukan diet ketat, mengikuti latihan senam, yoga, mengkonsumsi suplemen, dll.
Karena kebutuhan itu, bisnis-bisnis yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan perempuan untuk senantiasa tampil cantik selalu ramai dan selalu dicari.
Nah, dengan sifat-sifat seperti ini Anda bisa menyusun strategi untuk memikat pasar perempuan. Misalnya, dari sisi komunikasi para marketer bisa menggunakan konsep cantik untuk menyasar pasar perempuan. Jangan lepaskan sisi ini ketika berkomunikasi dengan perempuan. Ingat-ingat juga bahwa perempuan itu sensitif terhadap harga. Artinya, bukan berarti harus selalu menawarkan harga paling murah. Tapi kita harus mampu memberikan sesuatu yang sebanding dengan apa yang mereka keluarkan.
Berikan apa yang mereka inginkan dan butuhkan, maka dengan rela hati mereka akan mengeluarkan uang untuk itu. Kalau mereka merasa senang dengan apa yang kita tawarkan, perempuan tidak segan-segan merekomendasikannya kepada lingkungan sekitarnya atau bahkan menyebarluaskannya di media sosial. Perempuan adalah makluk yang sangat sosial. Kalau Anda lihat berbagai hasil riset, merekalah yang paling banyak menggunakan media sosial.
Perempuan pada dasarnya tidak meminta banyak. Mereka hanya ingin dimengerti dan dipenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pertanyaannya, sudahkah Anda memahami perempuan? Sekarang sudah bukan lagi zaman perempuan ikut apa kata orang tua dan suami. Mereka punya suara sendiri, dan suara itu terdengar sangat lantang saat ini. Siapkah Anda menghadapi hal ini? Well, siap atau tidak mereka sudah menjadi kekuatan yang sangat besar di pasar.
Semoga bermanfaat. Amin...
Karena merasa tidak mempunyai baju yang pas, akhirnya memutuskan untuk pergi ke mall untuk mencari baju yang dirasa cocok. Akhirnya baju itu didapat juga, tentu dengan melakukan banyak sekali inspeksi dari toko ke toko, mencari perbandingan harga yang pas. Dan selagi mencari perbandingan, sudah pasti juga mampir ke outlet-outlet yang memajang tulisan "sale" atau "discount" terlebih dahulu.
Itulah perempuan. Seakan-akan kegiatan belanja sudah menjadi bagian dari keseharian bagi sebagian besar perempuan, terutama di kota-kota besar. Perilaku ini yang kemudian menjadikan perempuan sebagai salah satu target pasar untuk banyak sekali bidang bisnis, terutama fahion, kosmetik, perawatan tubuh dan berbagai bisnis yang berkaitan dengan perempuan.
Sebuah survey yang dilakukan oleh Spire Research and Consulting menunjukkan bahwa angka total pengeluaran belanja dunia ini 65% berasal dari kontribusi belanja perempuan. Mungkin angka itu akan semakin bertambah setiap tahunnya seiring dengan semakin tinggi pula jumlah perempuan yang juga bekerja, karena mereka tentunya memiliki pendapatan pribadi, sehingga tidak selalu bergantung dari pendapatan suami.
Hal ini terjadi, karena perempuan merupakan konsumen yang memang cederung sangat mudah untuk dipengaruhi. Dengan melakukian iming-iming yang tidak terlalu muluk, biasanya perempuan akan mudah untuk tertarik. Sebagai contoh, produk sabun detergen akan menjadi pilihan karena memberikan hadiah seuah piring untuk pembelian dengan jumlah tertentu, atau tawaran "beli 2 gratis 1" pada produk sirup.
Harga adalah Segalanya
Salah satu faktor yang sangat berpegaruh bagi perempuan dalam memutuskan untuk membeli atau tidak adalah faktor harga. Perempuan bisa berjalan keluar masuk toko dalam mencari barang yang dicarinya. Perbedaan harga Rp.500 saja bisa menjadi faktor penentu. Tidak harus murah, tapi sebanding dengan apa yang didapat.
Ada 2 tipikal perempuan bila dilihat dari penilaian mereka terhadap harga. Ada yang semakin murah semakin dicari, ada juga yang semakin mahal justru yang sangat dicari. Tergantung dari kelas ekonomi biasanya.
Kecantikan Nomer Satu
Perempuan mana yang tidak ingin tampil cantik? Perempuan akan rela melakukan banyak hal untuk bisa selalu tampil cantik. Itulah sebabnya, tidak sedikit perempuan yang rela malkukan diet ketat, mengikuti latihan senam, yoga, mengkonsumsi suplemen, dll.
Karena kebutuhan itu, bisnis-bisnis yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan perempuan untuk senantiasa tampil cantik selalu ramai dan selalu dicari.
Nah, dengan sifat-sifat seperti ini Anda bisa menyusun strategi untuk memikat pasar perempuan. Misalnya, dari sisi komunikasi para marketer bisa menggunakan konsep cantik untuk menyasar pasar perempuan. Jangan lepaskan sisi ini ketika berkomunikasi dengan perempuan. Ingat-ingat juga bahwa perempuan itu sensitif terhadap harga. Artinya, bukan berarti harus selalu menawarkan harga paling murah. Tapi kita harus mampu memberikan sesuatu yang sebanding dengan apa yang mereka keluarkan.
Berikan apa yang mereka inginkan dan butuhkan, maka dengan rela hati mereka akan mengeluarkan uang untuk itu. Kalau mereka merasa senang dengan apa yang kita tawarkan, perempuan tidak segan-segan merekomendasikannya kepada lingkungan sekitarnya atau bahkan menyebarluaskannya di media sosial. Perempuan adalah makluk yang sangat sosial. Kalau Anda lihat berbagai hasil riset, merekalah yang paling banyak menggunakan media sosial.
Perempuan pada dasarnya tidak meminta banyak. Mereka hanya ingin dimengerti dan dipenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pertanyaannya, sudahkah Anda memahami perempuan? Sekarang sudah bukan lagi zaman perempuan ikut apa kata orang tua dan suami. Mereka punya suara sendiri, dan suara itu terdengar sangat lantang saat ini. Siapkah Anda menghadapi hal ini? Well, siap atau tidak mereka sudah menjadi kekuatan yang sangat besar di pasar.
Semoga bermanfaat. Amin...
No comments:
Post a Comment