Anda mungkin sudah tidak asing dengan sebuah tempat hiburan bernama bioskop. Sebuah tempat hiburan yang menyajikan tontonan film-film terbaru dari seluruh dunia, dan orang-orang tinggal memilih akan menonton film apa yang disukai dengan membayar tiket masuk. Berbagai fasilitas seperti AC, sound system yang baik, tempat duduk yang nyaman, semua menjadi fitur Andalan bioskop-bioskop masa kini. Sayangnya, tidak semua orang bisa menikmati bagaimana rasanya menonton bioskop, terutama di kota-kota yang memang tidak terdapat bioskop di kota tersebut. Ini yang belakangan memberi peluang bagi pelaku bisnis yang dengan kreatifitas mereka mendirikan bioskop-bioskop mini.
Selama ini memang pelaku bisnis bioskop besar seperti Cinema XXI dan Megaplex hanya berkonsentrasi pada kota-kota besar saja seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan berbagai kota besar lainnya. Cineplex (Cinema Complex) atau sebuah komplex bioskop dimana pada satu gedung terdapat beberapa ruang bioskop ini mulai memasuki Indonesia sejak awal 90an. Keberadaan Cineplex ini kemudian perlahan menggerus bioskop-bioskop konvensional di beberapa daerah, ditambah dengan semakin maraknya peredaran film-film bajakan di tengah masyarakat. Akhirnya modal besar yang menang. Bioskop konvensional mungkin sudah punah dan sekarang tersisa tinggal cineplex sebagai pelaku bisnis tontonan film utama yang bertahan.
Tidak ada bisnis yang sukses tanpa kemudian melahirkan sebuah ide bisnis lainnya. Inilah yang kemudian ditangkap oleh beberapa pelaku bisnis kreatif yang melihat sebuah peluang pada sektor hiburan tontonan ini. Dengan konsep yang relatif sama, mereka ini kemudian menjadikan sebuah konsep bioskop berkelas dalam bentuk yang lebih kecil. Pelayanan sama, fasilitas sama, kualitas sama, namun dengan skala mini.
Hal ini tentu saja kemudian seakan menjadi sebuah nilai lebih dimata pelanggan, karena dengan konsep yang lebih kecil otomatis akan lebih memberikan privasi bagi pelanggan. Dengan menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa, terbukti konsep bioskop mini ini bisa bertahan dan malah terus berkembang. Jika awal konsepnya lebih kepada privasi, sekarang ini keberadaan bioskop mini semakin meluas dengan menjawab permintaan pasar dengan merambah ke kota-kota yang tidak mempunyai sebuah bioskop di kota tersebut.
Ekspansi ke daerah-daerah "bebas bioskop" tentunya semakin memperbesar peluang menjadi pemimpin pasar. Jika selama ini masyarakat daerah terbiasa menikmati tontonan berbagai film baru hanya dari membeli VCD/DVD bajakan atau menunggu tayangan televisi, keberadaan bioskop mini ini tentu merupakan sebuah pengalaman baru.
Pelayanan
Bioskop mini ini memang tidak berbeda jauh dengan bioskop besar pada umumnya. Letak perbedaaannya hanya pada segi skalanya yang lebih kecil. Ini berartipelaku bisnis ini harus memiliki sesuatu yang lebih untuk ditawarkan kepada pengunjung. Jika fasilitas seperti kursi penonton, sound system, kualitas gambar dan faktor teknis lainnya sudah mumpuni, itu saja tidak cukup, karena bioskop besar tentu juga menawarkan hal yang sama. Lalu?
Beberapa pelaku bisnis bioskop mini ini kemudian melirik pada satu hal : Pelayanan. Fitur pelayanan kemudian menjadi senjata utama. Karena mereka bersaing dengan korporasi bermodal tebal, bersaing pada bidang teknologi serta fasilitas tentunya jelas akan kalah. Namun jika membidik dari segi pelayanan, mereka masih mempunyai posisi tawar di mata pengunjung.
Pada bioskop mini, umumnya ruangannya lebih kecil, sekitar 15-20 orang. Pengunjung bisa memilih untuk menonton bersama pengunjung lainnya, atau menyewa satu ruang studio bioskop untuk rombongan mereka. Sebuah pilihan bagi pengunjung yang menginginkan sebuah privasi untuk menonton. Lalu kelebihan lainnya, tidak seperti bioskop besar yang filmnya sudah ditentukan dengan jadwal tertentu, pada bioskop mini ini pengunjung bisa dengan bebas memilih film apa yang ingin mereka tonton.
Pemasaran
- Merangkul Komunitas
Aktifitas menonton bioskop memang menyenangkan, terlebih jika dilakukan bersama teman, kerabat, atau komunitas. Ini juga menjadi salah satu keunggulan dari bioskop mini, karena pengunjung bisa memilih film apa yang ingin ditonton, jadi menonton dengan orang-orang terdekat yang juga menyukai film yang sama tentunya akan sangat seru.
Anda bisa mulai dengan membagikan brosur di tempat-tempat biasa para komunitas-komunitas berkumpul. Atau dengan membangun komunitas Anda sendiri dengan memanfaatkan media sosial. Anda bisa menawarkan fasilitas membership dengan beberapa keuntungan seperti misalnya potongan harga, dll.
- Kota Kecil Untung Besar
Pertengahan 90an memang merupakan masa sulit bagi pebisnis bioskop. Banyak usaha bisnis bioskop yang gulung tikar karena hantaman arus peredaran VCD bajakan, kemudian dilanjutkan dengan semakin maraknya DVD bajakan. Hanya mereka dengan modal serta korporasi besar yang mampu bertahan. Jika mungkin Anda berasal dari sebuah kota kecil, mungkin dulu sempat merasakan menonton bioskop, namun hal itu sekarang sudah tidak bisa Anda nikmati lagi karena bioskop tersebut sudah lama bangkrut.
Membuka bisnis hiburan seperti bioskop mini di kta0kota kecil ini tentu saja merupakan sebuah kesempatan. Pertama karena bisa dikatakan bisnis ini hampir tidak mempunyai pesaing, sehingga Anda berpeluang menjadi penguasa pasar dibidang ini. Kedua, masyarakat mungkin rindu dan ingin merasakan sensasi menonton dengan suasana bioskop, meski dalam skala kecil.
- Komisi Agen
Anda bisa memberikan komisi bagi member yang mengajak temannya yang bukn member untuk menonton di bioskop mini Anda. Besarannya bisa Anda tentukan sendiri, entah dengan uang tunai, atau dengan poin yang bisa ditukar dengan tiket gratis, dsb.
Peluang
Sebagai bisnis yang relatif baru di masyarakat Indonesia, bioskop mini ini ternyata mampu memberikan kauntungan yang fantastis. Dengan keuntungan bersih mencapai kisaran 60% - 80%, tentunya ini sangat menjanjikan sebagai pilihan usaha. Memang untuk memulai bisnis ini membutuhkan modal yang cukup besar, meski tidak sebesar bioskop besar tentunya..
Untuk memulai bisnis ini diperlukan modal setidaknya 100 - 200 juta. Mdal tersebut untuk membeli berbagai perlengkapan seperti ruang bioskop, dekorasi, kursi, peredam suara, sound system, player, proyektor, koleksi film, serta genset. Untuk pengadaan film Anda bisa melakukan kerja sama dengan toko rental DVD, dengan demikian bisa sedikit mengurangi pengeluaran biaya.
Penerapan tarif sewa ruangan bioskop bisa Anda sesuaikan dengan kualitas pelayanan Anda, sebab yang kami temukan dilapangan menunjukkan bahwa pelaku bisnis bioskop mini ini menerapkan tarif yang berbeda-beda, berkisar Rp.15.000 - Rp.180.000/orang. Namun dengan estimasi tarif termurah, dengan jumlah pengunjung misalnya minimal 150 orang, omset yang diperoleh mencapai Rp.2.250.000/hari. Itu artinya laba sebesar Rp.1.800.000/hari bisa Anda kantongi.
No comments:
Post a Comment