Friday, April 11, 2014

Budidaya Jambu Mutiara

Hadirnya jambu biji mutiara asal Thailand yang baru dikembangkan sejak tahun 2009 lalu rupanya diterima baik oleh masyarakat. betapa tidak, jambu biji berdaging putih ini rasanya sangat manis, banyak air dan berbiji sedikit. Pantas saja pakar buah dan perkebunan yakin varietas jambu biji ini akan meroket dan menjadi primadona dalam beberapa tahun kedepan. Ukurannya lebih besar 0,3-0,7/butir dan memiliki 3-4 biji dalam daging buahnya.
Bibit jambu biji mutiara didatangkan langsung dari Thailand oleh Narin Watana Anurak, penangkar dan pembibit buah asal Thailand yang lama menetap di Karawang. Awalnya hanya mencoba-coba, namun ternyata jambu biji mutiara itu tumbuh subur di Karawang. Setelah itu baru kemudian Ia mengenalkan pada petani setempat pada tahun 2009.
Lebih Unggul
Jika dibandingkan dengan jambu biji kristal asal Taiwan yang diminati di supermarket dan toko buah, tentu jambu biji mutiara ini memiliki peluang yang lebih bagus. Alasannya biji jambu mutiara ini lebih sedikit, bahkan bisa dibilang tidak ada bijinya, sedangkan jambu biji kristal memiliki 3% biji dalam buahnya. Rasa jambu biji mutiara juga lebih manis.
Bagi petani, jambu biji mutiarapun lebih diminati, karena perawatan yang mudah dan tanaman ini cukup rajin berbuah. Menariknya lagi, jambu ini juga bisa dijadikan tanaman buah dalam pot (tambulampot) dan sudah bisa dipanen mulai 7 bulan sejak ditanam. Namun setiap pemilik kebun memiliki teknik yang berbeda, sehingga waktu panennya juga berbeda-beda.
Jambu biji mutiara memiliki warna kulit yang hijau muda mengkilap karena dilapisi lapisan lilin sehingga tidak disukai serangga, dagingnya berwarna putih dan buahnya berbentuk bulat seperti apel dan rasanya lebih renyah dan banyak air. Jambu jenis ini juga bisa tahan hingga 5 hari setelah dipetik pada suhu ruang dan bisa 2-3 minggu jika disimpan di pendingin.
Yang unik adalah bahwa buah ini memiliki bentuk yang berbeda tergantung buah itu tumbuh. Jika buah tumbuh pada cabang muda maka bentuk bulatan buahnya menjadi tidak rata (bergelombang). Sedangkan juka buah tumbuh pada cabang tua, maka bulatan buahnya lebih mulus dan tidak bergelombang. Agar lebih mempercantik penampilan buah, sebaiknya buah jambu dibungkus dengan plastik sejak ukuran buah sebesar telur puyuh. Tujuannya adalah supaya kulit lebih berwarna hijau muda cerah dan mulus.
Prospek
Karena terbilang masih varietas baru, belum banyak petani yang menanam jambu jenis ini secara besar-besaran. Sampai saat ini masih bisa dikatakan jumlah pembudidaya jambu mutiara ini masih sangat terbatas, sedangkan permintaan pasar sudah cukup besar.
Teknik  Budidaya
Buah dengan kandungan vitamin C cukup banyak ini bisa ditanam baik di dataran rendah hingga dataran tinggi, namun tidak tahan dengan serapan air asin, sehingga tidak cocok ditanam dekat laut. Paling tidak tanaman ini ditanam pada ketinggian antara 500-1200 mdpl. Namun jika ditanam di dataran tinggi yang cukup dingin bisa menghambat pertumbuhan buah. Adapun suhu idealnya sekitar 23 -28 derajat dengan tingkat curah hujan 1000-2000 mm/tahun.
Jambu biji mutiara idealnya ditanam dengan jarak tanam 2-3 meter antar tanaman. Maka jika dari lahan 1 hektar bisa ditanam antara 800-1100 pohon. Sebagian besar pembudidaya jambu biji mutiara menanam bibit dari hasil cangkok maupun okulasi. Bibit hasil cangkok biasanya berbuah lebih cepat namun tanaman akan lebih cepat mati dan kurang kokoh karena berakar serabut sehingga perlu disanggah menggunakan kayu. Berbeda dengan bibit hasil okulasi, meski membutuhkan waktu lebih lama untuk berbuah, namun umur tanaman bisa lebih panjang dan lebih kokoh karena berakar tunggang. Satu batang bibit ukuran 40 cm dijual dengan harga Rp.35 ribu/batang.
Sebelum ditanam, lahan diberi pupuk kandang sebanyak 2 ton/hektar. Lalu bibit ditanam dengan jaran 3×3 meter dan selama pemeliharaan tanaman cukup disiram seminggu sekali. Agar kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi pemupukan dengan pupuk kandang 2 bulan sekali sebanyak 4 ton/hektar dan pada bulan ke-4 bisa diberikan KCL atau Goldstar maupun probiotik untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Pohon jambu biji mutiara ini bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 6 meter, untuk itu setiap 23- bulan lakukan pemangkasan tajuk atas sehingga pohon tumbuh kesamping.
Dalam waktu 7 bulan setelah ditanama, jambu biji mutiara sudah bisa dipanen dengan ukuran jambu 300-800 gram dan ukuran yang paling diminati adalah 500 gram/buah. Di tahun pertama satu pohon bisa berbuah hingga 50 kg/tahun, dan meningkat di tahun kedua hingga 100 kg/pohon/tahun.
Pemasaran
1 kg jambu biji mutiara di jual dengan harga Rp.12 ribu ditingkat petani, dan Rp.15 ribu di toko/swalayan. Permintaan jambu biji mutiara ini sangat tinggi. Dari 1 toko buah saja bisa meminta rata-rata 50 kg buah/hari. Sementara ini pemasaran memang masih terbatas di seputaran pulau jawa saja, yang artinya masih banyak peluang untuk daerah lain.
Kendala
Jambu biji selama ini belum ada yang bersertifikat, karena pemerintah sendiri yang menyulitkan proses sertifikasi. Padahal banyak pelaku usaha pembibitan yang masih skala kecil. Berbeda dengan pemerintah Thailand yang banyak memberi kemudahan pada proses administrasi agribisnis.
Adapun hama yang biasa menyerang antara lain belalang, ulat daun bulu, dan semut. Untuk mengatasinya bisa diberikan insektisida berupa Curacron sebanyak 1 tutup botol (10 ml) yang di encerkan dalam 4 liter air. Untuk belalang biasanya akan kabur ketika proses penyemprotan. Sedangkan penyakit yang menyerang biasanya terjadi pada musim hujan berupa jamur yang menyebabkan karat batang. Ini bisa diatasi dengan penggunaan fungsida berupa Antracol atau Decis. Dalam perkebunan sebaiknya penyemprotan dilakukan sebulan sekali atau ketika terserang disemprot seminggu sekali secara bergantian.
Lebih Untung Menjadi Pembibit
Jika dibandingkan dengan pembudidaya, usaha pembibitan akan lebih menguntungkan, sebaba lebih mudah, lebih cepat laku, dan tidak perlu lahan yang luas karena bisa menggunakan polybag. Harganya juga lebih mahal perbatang ketimbang buah jambunya. Bahkan meski lokasi kebun pembibit berada di pelosok, akan tetap dicari orang yang membutuhkan bibit. Apalagi permintaan sangat tinggi namun pelaku pembibitan belum banyak. Maka jia pembudidaya buah bertambah, maka akan diperlukan bibit dalam jumlah besar.
Menjadi pembibit jambu biji mutiara bisa mendatangkan omset hingga Rp.100 juta dari perkiraan lahan seluas 1,3 hektar dengan tingkat keuntungan 90% atau Rp.90 juta. Sedangkan bagi pembudidaya buah yang menanam sebanyak 840 pohon diatas lahan 1 hektar omset perbulannya sekitar Rp.42 juta dengan keuntungan sekitar 17%.


[ INGIN USAHA ANDA KAMI MUAT PADA HALAMAN DIREKTORI PELAKU USAHA? SILAHKAN ISI FORM INI. GRATIS ]

No comments:

Post a Comment