Beberapa tahun belakangan ini, tren tanaman konsumsi yang organik mengalami permintaan yang sangat tinggi. Rupanya kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan tubuh dalam jangka panjang telah semakin meluas. Meski harga makanan organik memang lebih mahal dari yang biasa, masyarakat seakan tidak peduli lagi.
Hal ini memaksa para petani untuk memutar haluan terhadap cara mereka menanam komoditi tanaman konsumsi yang mereka tanam. Mulai muncul berbagai teknik baru dalam menanam tanaman, di samping muli marak beredar berbagai produk pupuk organik dan "organik abal-abal" di pasaran.
Salah satu bentuk metode penanaman yang banyak diterapkan oleh petani tanaman konsumsi adalah metode hidroponik. Metode ini sekilas memang terlihat praktis, karena memang tidak terlalu memakan lahan luas seperti pertanian konvensional, dan perawatannya juga sangat mudah. Hasil panen tanaman yang ditanam menggunakan cara ini juga tergolong lebih bersih, karena penanaman secara hidroponik sama sekali tidak menggunakan tanah sebagai media tanam. Tanah sebagai media tanam konvensional secara total telah ditinggalkan oleh sistem penanaman secara hidroponik ini.
Pada cara tanam konvensional, tanah berfungsi sebagai tempat dimana akar menerima nutrisi berupa mineral yang zat lainnya yang memang pada umumnya bisa didapat pada kandungan tanah. Namun pada sistem hidroponik, pemberian nutrisi langsung diberikan pada akar tanpa melalui media tanah. Nutrsi tumbuhan langsung diberikan pada bagian akar secara kontinyu. Ini membuat taman menjadi lebih mudah dalam proses penyerapan nutrisi, sebab tanaman tidak lagi harus mengeluarkan banyak konsumsi nutrisi untuk melakukan ekspansi akar, sehingga nutrisi yang didapat dapat secara maksimal dialokasikan untuk pertumbuhan daun dan buah. Hal itu tentu saja kabar baik bagi tingkat produktifitas tanaman.
Penanaman secara hidroponik umumnya dilakukan pada medan yang tidak membutuhkan tempat terlalu luas, dan tidak memakan biaya yang mahal jika Anda benar-benar memahami caranya. Hal ini membuat pengaplikasian hidroponik bisa dilakukan hampir di semua lokasi, seperti halaman rumah, teras rumah, dan berbagai lokasi yang lain yang bisa dimanfaatkan. Namun dengan potensi yang menggiurkan dari tanaman yang ditanam dengan metode ini, sekarang ini mulai banyak orang yang secara serius bertani secara hidroponik dengan membangun sebuah green house, atau dengan membentuk beberapa mitra.
Dari berbagai metode penanaman hidroponik, ada 2 metode yang paling banyak digunakan. Ada yang Statik, dimana pada metode ini air sebagai sumber nutrisi bukan air yang mengalir. Yang kedua adalah Dinmis, dimana air sebagai sumber nutrisi mengalir secara rutin. Kedua metode ini memiliki kelebihan masing-masing, karenanya penggunaannya disesuaikan dengan kondisi lapangan
Penerapan hidroponik bisa menggunakan batang bambu sebagai media pot, dan kemudian arang sekam sebagai media tumbuh akar tanaman, dan untuk kebutuhan nutrisi cukup menggunakan pupuk organik biasa saja, dengan tetap memperhatikan asupan air.
Kendala
Tanaman hidroponik ini terkadang untuk sebagian besar pemula dirasa cukup sulit. Biasanya kesulitan adalah pada pengontrolan. Komposisi musik, pemberian insektisida bila terserang hama (meski serangan hama ini sangat jarang terjadi karena tanaman tidak berinteraksi dengan tanah sama sekali), kesterilan media tanam, serta sirkulasi air, hal-hal ini yang sering diketahui oleh para pemula.
Bila menanam di tempat terbuka, maka pemeliharaan media tanam menjadi perhatian. Hal ini karena perubahan suhu udara, intensitas sinar matahari sangat berpengaruh pada media tanam, sedangkan untuk mengganti media tanam ini diperlukan keterampilan khusus mengenai menimbang dan meramu larutan nutrisi.
Kelebihan
Kerumitan ini sekilas memang menjadi rintangan yang cukup menguras tenaga dan biaya tentunya, karena jika menemui kegagalan maka biaya awal usaha ini tidaklah sedikit. Namun jika melihat potensi peluang yang sangat meggiurkan tentu itu semua sangat sepadan. Bagaimana tidak, tanaman yang ditanam secara hidroponik ini lebih cepat matang dengan jumlah panen yang didapat jauh lebih banyak. Sebagai contoh, kita ambil budidaya tomat. Jika hasil panen dengan cara konvensional bisa menghasilkan sekitar 5-10 ton/ha dalam satu tahun, maka pada aplikasi hidroponik bisa menghasilkan hingga 200 ton!
Kelebihan lainnya produksi tanaman dengan hidroponk ini adalah produksi tanaman persatuan luas bisa lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk bisa lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tidak memakan banyak tenaga, sehingga bisa mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja, tempat bisa lebih bersih, kntrol air, unsur hara dan Ph lebih teliti, masalh hama dan penyakit bisa dikurangi, dan yang penting adalah bisa dilakukan dimana saja.
Tanaman Yang Cocok
Beberapa tanaman yang sangat cocok untuk ditanam dengan metode ini diantaranya
Tanaman yang berbeda membutuhkan tingkat konsentrasi yang berbeda untuk memaksimalkan pertumbuhan mereka . Tanaman dengan persyaratan tingkat konsentrasi nutrisi yang sama dapat dengan mudah dipasangkan bersama-sama .
Konsentrasi diukur dengan angka yang disebut Faktor Konduktivitas ( CF ) .
Pada cara tanam konvensional, tanah berfungsi sebagai tempat dimana akar menerima nutrisi berupa mineral yang zat lainnya yang memang pada umumnya bisa didapat pada kandungan tanah. Namun pada sistem hidroponik, pemberian nutrisi langsung diberikan pada akar tanpa melalui media tanah. Nutrsi tumbuhan langsung diberikan pada bagian akar secara kontinyu. Ini membuat taman menjadi lebih mudah dalam proses penyerapan nutrisi, sebab tanaman tidak lagi harus mengeluarkan banyak konsumsi nutrisi untuk melakukan ekspansi akar, sehingga nutrisi yang didapat dapat secara maksimal dialokasikan untuk pertumbuhan daun dan buah. Hal itu tentu saja kabar baik bagi tingkat produktifitas tanaman.
Penanaman secara hidroponik umumnya dilakukan pada medan yang tidak membutuhkan tempat terlalu luas, dan tidak memakan biaya yang mahal jika Anda benar-benar memahami caranya. Hal ini membuat pengaplikasian hidroponik bisa dilakukan hampir di semua lokasi, seperti halaman rumah, teras rumah, dan berbagai lokasi yang lain yang bisa dimanfaatkan. Namun dengan potensi yang menggiurkan dari tanaman yang ditanam dengan metode ini, sekarang ini mulai banyak orang yang secara serius bertani secara hidroponik dengan membangun sebuah green house, atau dengan membentuk beberapa mitra.
Dari berbagai metode penanaman hidroponik, ada 2 metode yang paling banyak digunakan. Ada yang Statik, dimana pada metode ini air sebagai sumber nutrisi bukan air yang mengalir. Yang kedua adalah Dinmis, dimana air sebagai sumber nutrisi mengalir secara rutin. Kedua metode ini memiliki kelebihan masing-masing, karenanya penggunaannya disesuaikan dengan kondisi lapangan
Penerapan hidroponik bisa menggunakan batang bambu sebagai media pot, dan kemudian arang sekam sebagai media tumbuh akar tanaman, dan untuk kebutuhan nutrisi cukup menggunakan pupuk organik biasa saja, dengan tetap memperhatikan asupan air.
Kendala
Tanaman hidroponik ini terkadang untuk sebagian besar pemula dirasa cukup sulit. Biasanya kesulitan adalah pada pengontrolan. Komposisi musik, pemberian insektisida bila terserang hama (meski serangan hama ini sangat jarang terjadi karena tanaman tidak berinteraksi dengan tanah sama sekali), kesterilan media tanam, serta sirkulasi air, hal-hal ini yang sering diketahui oleh para pemula.
Bila menanam di tempat terbuka, maka pemeliharaan media tanam menjadi perhatian. Hal ini karena perubahan suhu udara, intensitas sinar matahari sangat berpengaruh pada media tanam, sedangkan untuk mengganti media tanam ini diperlukan keterampilan khusus mengenai menimbang dan meramu larutan nutrisi.
Kelebihan
Kerumitan ini sekilas memang menjadi rintangan yang cukup menguras tenaga dan biaya tentunya, karena jika menemui kegagalan maka biaya awal usaha ini tidaklah sedikit. Namun jika melihat potensi peluang yang sangat meggiurkan tentu itu semua sangat sepadan. Bagaimana tidak, tanaman yang ditanam secara hidroponik ini lebih cepat matang dengan jumlah panen yang didapat jauh lebih banyak. Sebagai contoh, kita ambil budidaya tomat. Jika hasil panen dengan cara konvensional bisa menghasilkan sekitar 5-10 ton/ha dalam satu tahun, maka pada aplikasi hidroponik bisa menghasilkan hingga 200 ton!
Kelebihan lainnya produksi tanaman dengan hidroponk ini adalah produksi tanaman persatuan luas bisa lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk bisa lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tidak memakan banyak tenaga, sehingga bisa mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja, tempat bisa lebih bersih, kntrol air, unsur hara dan Ph lebih teliti, masalh hama dan penyakit bisa dikurangi, dan yang penting adalah bisa dilakukan dimana saja.
Tanaman Yang Cocok
Beberapa tanaman yang sangat cocok untuk ditanam dengan metode ini diantaranya
- Sayur-sayuran, termasuk diantaranya selada, sawi, tomat, timun, kacang, dsb.
- Bunga.
- Tanaman Foliage.
Persiapan
Secara umum peralatan yang perlu dipersiapkan untuk memulai menanam dengan metode hidroponik sederhana adalah :
- Botol air mineral bekas
- Gelas plastik bekas
- Jerigen bekas minyak goreng (dibersihkan minyaknya dulu)
- Kain bekas (dianjurkan menggunakan kain panel)
- Media tanam (kerikil, arang sekam, pecahan batu bata, atau apapun yang sejenis yang bisa ditemukan)
- Nutrisi hidroponik
Dengan botol bekas
- Potong botol air mineral menjadi 2 bagian
- Biarkan lubang tutup botol terbuka untuk lubang sumbu
- Masukkan sumbu pada lubang tutup botol
- Masukkan sisi atas secara terbalik
- Masukkan media tanam berupa kerikil, atau pecahan bata, atau arang sekam. Fungsinya agar tanaman tidak rebah
- Taburkan 2-3 benih
- Siram dengan larutan nutrisi
- Simpan di tempat yang memperoleh cukup sinar matahari dan terhindar dari air hujan
Dengan jerigen bekas
1. Lubangi jerigen dengan jarak yang menurut kita pas
2. Lubangi sisi bawah gelas plastik bekas untuk sumbu dan bagian sampingnya untuk aliran hawa
3. Isi gelas plastik tadi dengan media tanam. Dianjurkan menggunakan pecahan bata atau arang sekam
4. Tanam 2-3 benih pada media tanam
5. Isi jerigen dengan larutan nutrisi
6. Masukkan gelas plastik yang sudah ditanami benih tadi
7. Letakkan d tempat yang memperoleh cukup sinar matahari
Lalu bagaimana cara membuat larutan nutrisi yang sejak tadi disinggung?
Apa yang Akan Anda Butuhkan :
A. Peralatan :
1 ) Dua botol kosong ukuran 1 Liter
2 ) Dua kontainer kosong ukuran 5 Liter
1 ) Dua botol kosong ukuran 1 Liter
2 ) Dua kontainer kosong ukuran 5 Liter
B. Bahan :
1 ) 10 Liter air
2 ) Kalsium Nitrat ( Ca ( NO3 ) 2 ) : 200g untuk buah , 160g untuk sayuran , 110g untuk bunga
3 ) Kalium Nitrat ( KNO3 ) : 75g untuk buah , 55g untuk sayuran , 75g untuk bunga
4 ) Sulfat dari Potash ( K2SO4 ) : 45g untuk buah , atau sayuran 12g , 12g untuk bunga
5 ) Monopotassium Fosfat ( KH2PO4 ) : 37g untuk semua
6 ) Magnesium Sulfat ( MgSO4 * 7H2O ) : 64g atau seluruh
7 ) Chelated Besi ( FeEDTA ) : 20g untuk semua
8 ) TRACE MIX ingedients : Anda akan mencampur beberapa item bersama-sama untuk menciptakan campuran pupuk mikronya .
1 ) 10 Liter air
2 ) Kalsium Nitrat ( Ca ( NO3 ) 2 ) : 200g untuk buah , 160g untuk sayuran , 110g untuk bunga
3 ) Kalium Nitrat ( KNO3 ) : 75g untuk buah , 55g untuk sayuran , 75g untuk bunga
4 ) Sulfat dari Potash ( K2SO4 ) : 45g untuk buah , atau sayuran 12g , 12g untuk bunga
5 ) Monopotassium Fosfat ( KH2PO4 ) : 37g untuk semua
6 ) Magnesium Sulfat ( MgSO4 * 7H2O ) : 64g atau seluruh
7 ) Chelated Besi ( FeEDTA ) : 20g untuk semua
8 ) TRACE MIX ingedients : Anda akan mencampur beberapa item bersama-sama untuk menciptakan campuran pupuk mikronya .
Untuk buah-buahan, sayuran dan bunga , Anda akan membutuhkan barang-barang tersebut dalam jumlah berikut:
Seng sulfat ( ZnSO4 ) : 2.2g
Mangan sulfat ( MnSO4 ) : 15g
Tembaga Sulfat ( CuSO4 ) : 0.8g
Asam Borat ( H3BO3 ) : 28g
Natrium molibdat ( Na2MoO4 ) : 0.25g
Seng sulfat ( ZnSO4 ) : 2.2g
Mangan sulfat ( MnSO4 ) : 15g
Tembaga Sulfat ( CuSO4 ) : 0.8g
Asam Borat ( H3BO3 ) : 28g
Natrium molibdat ( Na2MoO4 ) : 0.25g
C. Metode:
1 ) Langkah pertama adalah membuat larutan untuk pupuk mikro. Ambil botol ukuran 1L dan isi dengan air. Tambahkan ingredients MIX TRACE dari item # 8 di atas satu per satu , membiarkan mereka larut sebelum menambahkan yang berikutnya . Setelah selesai , isi botol sampai 1L . Larutan ini disebut sebagai pupuk mikronya . Ia dapat disimpan dan digunakan beberapa kali setelah itu.
2 ) Selanjutnya, kita perlu membuat larutan BESI kelat. Isi botol ukuran 1 liter yg berikutnya dengan air. Tambahkan 20g Besi Chelated dari item # 7 . Isi botol hingga 1L . Hal ini juga dapat digunakan berkali-kali setelah itu.
3 ) Ambil wadah ukuran 5L , dan isi dengan 4L air. Tambahkan Nitrat Kalsium ( item # 2 ) dan biarkan larut sempurna . Tambahkan Kalium Nitrat ( item # 3 ) dan biarkan larut sempurna . Tambahkan 100 ml larutan Chelate Besi . Isi ember sampai 5L dengan air . Ini akan menjadi MIX 1 .
4 ) Ambil kontainer yg satunya lagi dan mengisinya dengan 4L air. Tambahkan Sulfat dari Potash ( # 4 ) Monopotassium Fosfat ( KH2PO4 ) ( # 5 ) dan Magnesium Sulfat ( MgSO4 * 7H2O ) secara individual , memungkinkan masing-masing untuk larut secara sempurna sebelum menambahkan bahan yg berikutnya . Tambahkan 10ml pupuk mikro . Isi ember sampai 5L dengan air . Ini akan menjadi MIX 2 .
Alasan membuat dua larutan ( Mix 1 dan Mix 2 ) adalah untuk menghindari bahan kimia tertentu dari bereaksi satu sama lain dari waktu ke waktu yang akan mempengaruhi tanaman dari penyerapan hara. Kedua campuran , ditambah campuran pupuk mikro serta larutan chelate besi , dapat disimpan untuk beberapa kali kegunaan.
Anda sekarang memiliki bahan yang cukup untuk memasok 100 L larutan hara bagi tanaman Anda .
Untuk menggunakan larutan nutrisi Anda , Anda ingin membuat campuran air 90 % , 5 % Mix 1 , 5 % Mix 2 .
Jadi untuk membuat 1L larutan nutrisi , menggunakan 900 ml air keras, 50ml Mix 1 dan 50ml Mix 2 .
Untuk membuat 10L , campuran 9L air keras , 500ml Mix 1 , dan 500 ml Mix 2 .
CATATAN TENTANG KONSENTRASI LARUTAN NUTRISI HIDROPONIK:
Tanaman yang berbeda membutuhkan tingkat konsentrasi yang berbeda untuk memaksimalkan pertumbuhan mereka . Tanaman dengan persyaratan tingkat konsentrasi nutrisi yang sama dapat dengan mudah dipasangkan bersama-sama .
Konsentrasi diukur dengan angka yang disebut Faktor Konduktivitas ( CF ) .
Berikut adalah daftar SAYURAN yang biasa ditanam, dan kisaran CF mereka yang mendekati ideal.
CF 8-12 : Selada
CF 14-18 : Black Eyed Peas
F : 16-22 : Wortel , Ketimun , Daun bawang , kentang , lobak , Sweetcorn
CF 18-24 : Kacang , Bit , Brokoli , Brussels Sprouts , Kubis , kembang kol , seledri , bawang , Pumpkins , Bayam , silverbeet
CF 22-28 : Tomat
Faktor konduktivitas dapat ditentukan dengan mengukur konduktivitas antara elektroda dalam larutan air.
Atau jika Anda tidak mau dipusingkan dengan urusan campur mencampur komposisi nutrisi, di pasaran sudah beredar banyak pupuk organik cair yang bisa Anda beli, salah satunya adalah pupuk organik cair ini.
Atau jika Anda tidak mau dipusingkan dengan urusan campur mencampur komposisi nutrisi, di pasaran sudah beredar banyak pupuk organik cair yang bisa Anda beli, salah satunya adalah pupuk organik cair ini.
Semoga bermanfaat ya :)
*Dari berbagai sumber
[ INGIN USAHA ANDA KAMI MUAT DI HALAMAN DIREKTORI PELAKU USAHA? SILAHKAN ISI FORM INI. GRATIS ]
No comments:
Post a Comment