Mungkin sebagian dari Anda masih bingung untuk memilih sektor bisnis apa yang bisa menghasilkan keuntungan secara kntinyu dan relatif stabil. Jika Anda berminanat untuk memilih bidang ternak unggas, maka ternak ayam dan bebek sudah pasti sangat menjanjikan bagi Anda.
Sekarang ini permintaan daging hewan unggas ini terus mengalami peningkatan, terutama pada hari raya keagamaan, atau pada saat bulan-bulan yang dianggap "bulan baik" untuk melaksanakan hajat pernikahan. Salah satunya yakni komoditas daging bebek yang sekarang ini semakin banyak diminati masyarakat. Pamor daging bebek ini sekarang bisa dibilang sudah melampaui pamor daging ayam yang sebelumnya sangat besar permintaan pasarnya.
Bebek mojosari (lokal). Posturnya lebih ramping. |
Bebek Hibrida
Daging bebek mempunyai permintaan hampir dari segala kelas usaha lainnya, mulai dari rumah tangga, pedagang kaki lima, restoran, hingga perhotelan. Tingginya permintaan daging bebek ini sering kali membuat pasokannya bahkan mengalami kekurangan, terutama permintaan daging bebek afkir, atau bebek petelur yang sudah tidak berproduksi, karena memang dagingnya yang tebal dan lebih gurih rasanya.
Tingginya permintaan bebek afkir ini menyebabkan pasokan bebek betina juga semakin menurun, karena bebek betina juga berfungsi sebagai bebek pembiakan. Jika pasokan bebek betina menurun, otomatis pasokan bebek secara umum juga akan mengalami penurunan.
Hal ini juga terjadi pada pada salah sat jenis bebek yang sangat diminati, yakni bebek hibrida. Bebek hibrida ini merupakan bebek dari hasil persilangan antara bebek peking dengan bebek lokal (mojosari). Persilangan ini menghasilkan anakan bebek yang secara fisik tidak jauh berbeda dengan bebek lokal, namun dengan postur tubuh lebih melebar dan berisi, berbeda dengan bebek lokal yang cenderung ramping dan nampak lebih tinggi.
Bebek Peking. Umumnya berbulu putih. |
Dari kualitas daging, bebek hibrida ini memiliki rasa juga seperti bebek lokal. Kelebihannya adalah pada tekstur dagingnya yang lebih lembut dan kenyal. Sangat cocok untuk dimakan dengan digoreng ataupun dibakar. Ini yang membuat permintaan akan daging bebek hibrida semakin meningkat bukan dalam hitungan bulan, namun peningkatan permintaannya pada sebagian besar wilayah di kota-kota besar adalah dalam hitungan hari. Dari hari ke hari permintaannya semakin meningkat.
Dalam masalah pembesarannya, ternyata bebek hibrida ini juga relatif tidak memerlukan waktu yang lama. Hanya dalam waktu rata-rata 40 hari, bebek hibrida sudah bisa mulai dipanen.
Sebuah peluang yang sangat menjanjikan bukan?
Keunggulan Bebek Hibrida
Bebek hibrida ini sangat banyak digemari oleh para penikmat kuliner, sehingga permintaan pasarnya bisa dibilang terus meningkat seperti yang disinggung sebelumnya. Juga masa panen yang relatif lebih singkat, sehingga bisa mempercepat perputaran modal para peternak unggas yang satu ini.
Bebek Hibrida. |
Bebek ini secara keuntungan dari segi bobot badan, jika dibandingkan dengan bebek lokal terlihat berbeda. Pada bebek lokal yang siap panen setelah 2-3 bulan itu rata-rata bobot/ekor berkisar antara 1,2-1,4 kg, namun pada bebek hibrida yang dipanen setelah 40-50 hari itu rata-rata bobot/ekor berkisar antara 1,4-2 kg. Ini tentu saja menguntungkan para peternak.
Dari segi pakan, terbukti juga terdapat perbedaan yang cukup signifikan terutama dari segi jumlah. Jika pada bebek lokal bisa menghabiskan hingga 4 kg pakan untuk mencapai berat 1,4 kg, namun pada bebek hibrida hanya membutuhkan pakan sebanyak 2,7 kg/ekor untuk mencapai berat 1,6-2 kg.
Mengapa Bebek Hibrida?
Seiring terus bertambahnya permintaan daging bebek, maka peternak kemudian lebih berkonsentrasi untuk memelihara bebek pedaging. Biasanya peternak memelihara bebek jenis Peking, karena massa daging bebek jenis ini memang lebih banyak dari bebek lokal. Namun ada kelemahan yang menyebabkan peternak kemudian semakin sedikit yang memelihara bebek jenis peking ini. Penyebabnya diantaranya harga DOD jenis peking ini tergolong mahal, dengan harga termurah berkisar belasan ribu rupiah/ekor.
Kemudian juga yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa pasar bebek itu lebih banyak meminta bebek afkir (bebek betina yang sudah tidak lagi berproduksi telur), namun karena permintaan semakin banyak, para peternak kemudian juga menjual bebek-bebek yang masih produktif, sehingga jumlah populasinya semakin sedikit dan menyebabkan jumlah pasokan juga semakin berkurang.
Dari dua faktor inilah kemudian beberapa petani mencoba untuk menghasilkan jenis bebek baru yang lebih produktif, namun tidak menganggu kontinyuitas bembibitan DOD. Tercetuslah konsep kawin silang antara pejantan dari jenis Peking, lalu betina dari bebek lokal. Persilangan ini kemudian menghasilkan anakan bebek hibrida yang kita kenal sekarang ini.
No comments:
Post a Comment