Anda mencari informasi mengenai cara pembuatan mesin tetas otomatis? Kami rasa Anda akan puas dengan artikel satu ini.
Bagi penghobi atau peternak unggas, baik itu ayam, bebek, atau mungkin burung, tentu saja tidak akan puas hanya dengan memelihara dari anakan hingga dewasa atau hingga usia panen. Anda pasti juga ingin membiakkan unggas peliharaan Anda sendiri bukan? Salah satunya dengan menetaskan sendiri anakan unggas peliharaan Anda. Meski tidak layak jual, setidaknya bisa memberikan rasa puas pada diri sendiri.
Namun jika Anda berniat untuk serius pada bisnis anaka unggas, maka jika harus mengandalkan penetasan secara alami, pastinya akan memakan waktu yang lama dan biaya pakan tambahan untuk indukannya. Redaksi kami menerima banyak sekali pertanyaan mengenai bagaimana cara pembuatan mesin tetas ini. Meski sekarang ini sudah cukup banyak ditemukan penjual yang menjual mesin tetas telur, namun ternyata cukup banyak juga yang ingin mencoba peruntungan untuk merakit sendiri mesin penetasan telur ini.
Dari skala "iseng" hingga skala industri, bisnis penetasan telur ini semakin marak diperbincangkan, seiring dengan semakin menipisnya jumlah pasokan daging unggas, terutama untuk bebek dan ayam yang permintaan pasar akan daging hewan unggas itu terus mengalami peningkatan, sehingga meski pada skala "iseng" pun bisnis penetasan telur ini mempunyai peluang yang menggiurkan. Ini sangat masuk akal. Kelangkaan pasokan daging unggas ini pastlah disebabkan oleh kelangkaan pasokan anakan yang sekarang ini masih banyak yang dihasilkan melalui pengeraman alami. Jika ada yang bisa menghasilkan anakan dalam jumlah lebih, tentunya ini akan segera diburu oleh peternak.
Sebagai gambaran, 2 buah mesin penetasan telur berkapasitas 100 butir, dalam sekali periode penetasan bisa menghasilkan sekitar Rp.1,4 juta. Caranya, Anda cukup membeli 100 butir telur ayam kampung seharga Rp.1.800/butir, kemudian dimasukkan ke dalam mesin penetasan telur. Setelah 21 hari, telur-telur itu tadi akan menetas menghasilkan DOC ayam kampung yang harga pasaran sekarang ini rata-rata Rp.7.000/ekor. Setelah di potong dengan biaya produksi, masih tersisa keuntungan sebesar Rp.1,4 juta setiap 21 hari. cukup menggiurkan bukan?
Perkembangan Teknologi
Keberadaan mesin tetas ini memang sudah dikenal sejak beberapa tahun lalu, namun rata-rata penggunanya adalah para pengusaha anakan unggas yang memang secara serius menggarap pasar anakan unggas. Hal ini masuk akal,karena memang mesin penetasan unggas kala itu masih dioperasikan secara manual, sehingga membutuhkan ketelitian dalam membolak-balik posisi telur setiap beberapa jam (biasanya setiap 8 jam). Ini membuat bisnis penetasan telur ini tidak bisa dijadikan bisnis sampingan. Setiap--katakanlah--8 jam Anda harus membalik posisi telur satu persatu. Ini akan merepokan jika Anda menjalani bisnis ini secara masal dengan beberapa ratus atau beberapa ribu telur dalam sekali penetasan.
Lalu setelah era mesin tetas manual, kemudian keluar model mesin penetasan telur yang semi otomatis. Mesin ini tidak terlalu jauh berbeda dengan mesin manual. Anda masih harus membalik posisi telur secara manual setiap 8 jam. Namun kelebihan pada mesin penetasan semi otomatis ini adalah Anda bisa membalik beberapa butir telur sekaligus secara bersamaan, artinya Anda tidak harus melakukannya satu persatu seperti pada mesin manual. Jadi jika dalam satu mesin tetas bisa memuat 2 rak penetasan, Anda bisa membalik posisi salah satu rak tersebut sekaligus telurnya, karena yang berubah adalah posisi rak, bukan posisi telurnya. Sedikit lebih praktis, tapi masih memerlukan perhatian khusus pada jadwal membolak-balik posisi rak telur, karena jika terlambat atau tidak konsisten, rasio kegagalan pada saat penetasan akan cukup mengesalkan Anda :)
Kabar baiknya adalah bahwa sekarang ini sudah ada mesin penetasan otomatis, dimana proses membolak-balik telur dilakukan secara otomatis oleh mesin penetas telur, karenanya sekarang ini cukup banyak orang-orang yang kemudian menjadikan bisnis penetasan telur ini sebagai usaha sampingan, sebab bisa dibilang tidak begitu menyita banyak waktu. Bahkan bisa dibilang Anda cukup melakukan setting timer serta sedikit pengamatan pada kondisi bohlam lampu serta kondisi perangkat lainnya kalau-kalau ada yang memerlukan perbaikan. Tidak memakan banyak waktu bukan?
Kendala
Kegagalan pada proses penetasan menggunakan mesin penetasan telur ini sering terjadi ketika memasuki minggu ketiga atau minggu terakhir. Ada beberapa sebab yang menimbulkan kegagalan pada proses penetasan, namun umumnya kegagalan karena telur yang ditetaskan memang tidak dibuahi (infertil), atau memang bibitnya kurang bagus. Untuk mengetahui telur itu fertile atau infertile Anda cukup menerawangnya pada lampu bohlam. Jika terdapat titik hitam, maka itu artinya telurnya fertile.
Komponen Utama
Alat ini berfungsi untuk memutar rak telur, sehingga Anda tidak perlu lagi memutar posisi telur secara manual.
Alat ini untuk menjaga suhu ruangan secara otomatis, supaya Anda tidak perlu harus selalu mengawasu suhu ruangan, karena alat ini bisa menakkan dan menurunkan voltase pada lampu bohlam. Membuat lampu tidak cepat putus.
Alat ini berfungsi untuk mengatur kelembaban ruangan pada box penetasan. Ini sangat penting, karena pada proses pengeraman biasanya kelembababan sering turun naik. Alat ini insyaallah bisa membuat kelembaban ruangan menjadi stabil.
Untuk lebih jelas mengena iteknis pembuatan mesin penetasan telur otomatis ini bisa Anda simak dalam video di bawah
No comments:
Post a Comment