Monday, October 13, 2014

Seni Mengatur Tabungan

mengatur tabungan
PELAKU UKM. Rasanya hampir setiap orang saat ini mempunyai tabungan. Tidak lagi menyimpan uang di bawah bantal. YAng membedakan cuma jumlah uang yang ditabung dan pilihan bank-nya. Sekarang ini ada banyak sekali bank di Indonesia, baik itu bank pemerintah, bank swasta nasional, bank swasta lokal, sampai bank daerah.

Pesoalan yang mendasar sebenarnya adalah bukan pada bagaimana memilih bank, tapi bagaimana mengatur tabungan itu sendiri agar memberikan manfaat pada pemiliknya. Pengaturan tersebut bukan hanya pada jumlah dana, tapi juga bagaimana dan kapan menarik atau menyimpan dana serta pola penggunaannya.

Ini penting, karena jika sekedar menempatkan dana dalam tabungan tetapi setiap saat ditarik, maka tidak ada bedanya dengan menempatkan uang dalam dompet. Fungsi dasar tabungan sebenarnya adalah dana untuk berjaga-jaga. Ini yang membedakan tabungan dengan deposito berjangka atau surat berharga, juga bentuk investasi perbankan lainnya. Jadi, tabungan tidak sepenuhnya merupakan investasi, karena investasi lazimnya memiliki jangka waktu serta imbal balik hasil yang diharapkan.

Deposito berjangka misalnya, bisa berjangka waktu 6 bulan atau 1 tahun. Tingkat bunganya juga lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan. Jika deposito ditarik sebelum jatuh tempo, pemilik dana akan terkena penalti. Hal itu tidak berlaku bagi tabungan. Seperti iklan minuman ringan, tabungan bisa ditarik kapan saja dan di mana saja. Itu sebabnya tabungan tidak memenuhi kriteria sebagai alat investasi.

Di samping itu, sesuai dengan kaidah keuangan, penghasilan seseorang akan dialokasikan untuk konsumsi, tabungan, invstasi, dan proteksi. Agar tabungan tidak sekedar menjadi cadangan bagi belanja konsumsi, tabungan juga harus dipilah menjadi tabungan untuk dana berjaga-jaga, dan tabungan untuk konsumsi.

Berjaga-jaga

Tabungan untuk berjaga-jaga peruntukannya untuk hal-hal tidak terduga, seperti biaya ke dokter, kado perkawian, dan segala kebutuhan yang tidak rutin lainnya. Jadi, setiap Anda gajian, harus ada sekian persen yang dimasukkan ke dalam tabungan untuk berjaga-jaga.

Manfaatnya, jika dalam bulan bersangkutan dana pada tabungan teersebut tidak terpakai, maka Anda telah memiliki dana untuk Anda gunakan sebagai dana investasi. Sebagai contoh, katakanlah Anda mengalokasikan 30% dari penghasilan untuk investasi, tetapi karena ada sisa tabungan berjaga-jaga yang tidak terpakai misalnya 5% dari penghasilan, maka Anda bisa menambahkannya ke dalam alokasi dana investasi sehingga menjadi 35%.

Lalu bagaimana dengan tabungan yang diperuntukkan untuk konsumsi? Tabungan untukkonsumsi sebenarnya hanyalah cara untuk memudahkan pengelolaan uang bulanan. Daripada memasukkan semua dana ke dalam dompet yang bukan saja tidak aman, tetapi juga tidak praktis. Alasannya, Anda tidak akan menghabiskan anggaran satu bulan dalam satu hari dan tidak juga semua transaksi mesti dilakukan dengan uang tunai.

Dengan latar belakang pemikiran tersebut, Anda boleh mempertimbangkan membiarkan tabungan konsumsi tetap berada di bank. Lalu bagaimana Anda harus membayar ketika belanja?

Sebagaimana prinsip pengelolaan keuangan, kebutuhan belanja rutin tentunya sudah diketahui sejak awal dan mungkin Anda juga sudah memiliki catatan belanja barang yang boleh dilakukan setiap bulannya. Dalam melakukan transaksi tersebut, bisa saja Anda menggunakan kartu kredit, lalu Anda lunasi dengan mengambil dana yang ada di tabungan tiap kali datang tagihan. Dengan cara itu, Anda juga lebih mudah mengevaluasi pengeluaran Anda.

Untuk pengeluaran lain, seperti membeli bensin atau ongkos transportasi dan uang saku harian, Anda bisa menempatkannya di dompet. Pertanyaannya, berapa banyak tabungan mesti diambil? Seberapa sering? Yang lazim, uang tunai yang Anda pegang, baik itu di dompet atau yang Anda simpan di tempat lain, peruntukannya tdak lebih dari penggunaan biaya transportasi, makan, dan hal lain yang merupakan kebutuhan rutin mendasar, maksimal selama seminggu. Lebih dari seminggu, uang tunai yang Anda pegang akan cukup besar dan Anda berpeluang membelanjakannya untuk hal-hal yang tidak direncanakan. Selain itu, dengan uang tunai berlebih Anda juga beresiko kehilangan uang, misalnya dompet Anda hilang, dll.

Disiplin

dai ulasan di atas, jelas tabungan memang bukan alat investasi, melainkan hanya untuk berjaga-jaga, dan tempat sementara menyimpan dana sebelum dipergunakan untuk membiayai konsumsi. Keberhasilan mengelola tabungan akan sangat bergantung pada bagaimana Anda mendisiplinkan diri untuk konsisten pada pola yang telah Anda buat. Kuncinya bukan pada pola atau rencana yang Anda susun, melainkan pada implementasinya.

Jika mampu mengimplementasikan rencana Anda, maka hal yang sama juga akan mampu Anda terapkan untuk investasi lain. Misalnya, tidak menarik deposito berjangka sebelum jatuh tempo, menempatkan sebagian dana untuk membeli saham dan tidak tergoda menjual ketika Anda ingin membeli barang lain.

Sekali lagi, memahami pengelolaan tabungan yang optimal hanyalah satu hal. Hal lainnya kembali berpulang pada diri Anda sendiri.

Demikian.
Semoga bermanfaat. Amin..

No comments:

Post a Comment